Minggu, 03 Maret 2013

Mewaspadai Kanker Leher Rahim

Penyakit kanker telah dikenal dikalangan orang-orang Mesir dan Yunani kuno sejak dulu. Menurut American Cancer Society, kematian yang disebabkan oleh kanker pada tahun 1989, hampir mencapai angka 500 ribu. Angka itu, 22 persen dari seluruh kematian.
Jumlah ini merupakan urutan kedua setelah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah.

Di Indonesia sendiri, kematian akibat kanker menempati urutan kedua, setelah kematian akibat infeksi. Namun timbul praduga, apabila berbagai penyakit infeksi telah dapat diatasi dan penduduk yang mencapai usia lanjut makin banyak jumlahnya, diperkirakan jumlah penderita kanker akan menempati urutan tertinggi.

Kanker Leher Rahim
Salah satu kanker yang menimbulkan rasa was-was bagi kaum hawa adalah kanker serviks atau kanker leher rahim. Jenis kanker inilah yang terbanyak diderita perempuan di Indonesia. Tragisnya, angka kematian penderita kanker leher rahim di Indonesia cukup tinggi. Pasalnya, sebagian besar penderita kanker leher rahim di Indonesia baru datang berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut ini, maka akan sulit mencapai hasil pengobatan yang optimal.

Artinya, akibat yang ditimbulkan kanker leher rahim sangat berat. Khususnya jika dipandang dari segi harapan hidup, angka kesembuhan, lamanya penderitaan, serta tingginya biaya pengobatan.

Sementara itu, penyebab kanker leher rahim belum diketahui secara pasti. Namun ada dugaan kuat, sejenis virus yang bernama human papilloma virus memegang peranan penting atas penyakit ini. Human papilloma virus ditularkan melalui hubungan seksual dengan laki-laki yang telah mengidap infeksi ini. Tapi sebaliknya, lelaki pun dapat terinfeksi virus, dari perempuan yang telah terinfeksi sebelumnya.

Dari sini diketahui bahwa ada golongan lelaki yang beresiko tinggi dan mempunyai potensi untuk mempermudah timbulnya kanker leher rahim pada perempuan. Pada perempuan sendiri, ada beberapa golongan yang rentan terhadap penyakit ini.
Pertama, perempuan yang melakukan hubungan seksual/kawin pada usia muda (sebelum 20 tahun). Kedua, perempuan yang mempunyai banyak pasangan seksual. Ketiga, perempuan yang tidak merawat kebersihan alat kelaminnya. Dan keempat, perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan lelaki yang istri atau pasangan seksualnya menderita kanker leher rahim.

Uniknya, kanker leher rahim ini sebenarnya tidak menular dan bukan penyakit turunan. Seorang laki-laki tidak akan menderita kanker di alat kelaminnya setelah melakukan hubungan seksual dengan perempuan penderita kanker leher rahim. Yang ditularkan sebenarnya hanyalah infeksinya, yaitu human papilloma virus.

Perkembangan Kanker Leher Rahim
Oleh suatu sebab yang tidak jelas, maka sel-sel pada leher rahim mengalami perubahan-perubahan menjadi sel kanker. Dan, terdapat keadaan-keadaan tertentu pada perempuan yang akan mempermudah terjadinya perubahan-perubahan tersebut. Perubahan menjadi kanker tidak terjadi secara eksplosip, melainkan bertahap.

Mula-mula terjadi perubahan yang disebut tahap pra kanker (disebut pula kanker leher rahim stadium dini). Tahap pra kanker ini terdiri dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan kanker stadium 0. Setelah itu akan meningkat menjadi kanker invasif, yang terdiri dari stadium I, II, III, dan IV, tergantung dari luasnya penyebaran kanker.

Perubahan dari displasia ringan sampai mencapai kanker stadium 0 memerlukan waktu lima tahun. Dari displasia sedang tiga tahun dan dari displasia berat satu tahun.
Untuk menjadi kanker invasif memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu antara tiga hingga 20 tahun. Kalau sudah invasif, maka untuk meluas dan menyebar ia memerlukan waktu yang singkat. Contohnya, dari stadium I sampai meninggal hanya memerlukan waktu kurang dari lima tahun.

Namun tidak semua displasia berubah menjadi kanker. Sekitar 30 hingga 35 persen kanker stadium dini akan menetap atau berkurang tingkatannya, bahkan dapat hilang sama sekali.

Gejala yang timbul pada tingkat pra kanker (displasia dan kanker stadium 0), sering tidak menimbulkan gejala sama sekali, kecuali keluhan oleh infeksi sebagai penyebabnya, misalnya keputihan. Jika gejala timbul biasanya karena kanker sudah tumbuh.
Keluhan yang disampaikan penderitanya biasanya, perdarahan sesudah senggama atau keputihan, nyeri panggul, gangguan buang air besar, gangguan buang air kecil, berat badan menurun, dan lemah atau kurang darah akibat perdarahan. Jika sudah timbul gejala seperti ini, itu artinya kanker sudah lanjut. (yz)

sumber: perempuan.com

Tidak ada komentar: