Selasa, 05 Maret 2013

Berburu Barang Kaki Lima di Phuket




PatongSalah satu ciri khas turis Indonesia bila melancong ke luar negeri adalah memborong barang dan cenderamata untuk oleh-oleh. Tak peduli eksekutif atau karyawan bergaji pas-pasan, ketika mereka berada di luar negeri semua menjadi gelap mata. Mereka menganggap barang bermerek di luar negeri lebih murah dari Jakarta. Tak cuma itu, meski barang tiruan, khususnya di China dan Hongkong, kualitasnya tak kalah dengan barang asli, namun harganya miring. Seorang rekan sampai perlu membeli koper tambahan ketika berkunjung ke China karena ia membeli barang-barang yang sangat banyak.

Dalam hal berburu barang-barang kesukaan, para shophaholic kita pun lebih suka terbang ke Negeri Singa. Singapura dan Orchard Road-nya sudah begitu harum di telinga para penggila belanja. Di saat Singapura mengadakan pesta diskon besar-besaran, sudah menjadi ritual bagi sebagian masyarakat negeri ini untuk datang dan berburu barang dengan harga miring.

Berbeda halnya bila Anda berkunjung ke Phuket, Thailand, niat belanja itu tampaknya harus ditahan. Selain bukan destinasi belanja, pusat perbelanjaan di kota ini tak banyak dengan kualitas barang yang kurang bagus. Berbeda dengan Bangkok, mal atau pusat perbelanjaan di kota ini bisa dihitung dengan jari.

PatongCentral Festival Phuket  merupakan mal terbesar di Phuket, besarnya setara dengan Plaza Senayan. Toko-toko di dalamnya pun tak beda jauh. Itu pun barang yang ditawarkan rata-rata branded (bermerek) dan harganya mirip dengan di Jakarta.

Bila Anda menginap di kawasan pantai Patong, Anda bisa mengunjungi mal Junceylon yang terletak di pusat daerah Patong. Mal ini tak terlalu luas, namun di area lantai dasar atau basement, Anda bisa puas membeli berbagai cenderamata, mulai dari aksesori, kerajinan tangan, pakaian, dan berbagai pajangan khas Thailand. Meski harganya sedikit lebih mahal dari versi kaki lima di pinggir jalan Patong atau Bangla Road, namun kios-kios di sini menawarkan barang yang berkualitas cukup baik.

PatongBila kaki mulai lelah, Anda bisa beristirahat sambil menikmati pijat ala Thailand atau Thai Massage yang banyak tersebar di Junceylon. Harganya mulai dari 300 bath (sekitar Rp 100.000) per jam. Para wisatawan juga bisa mencoba fish spa, yakni spa kaki dengan terapis ratusan ekor anak ikan yang akan menggigiti sel-sel kulit mati di telapak kaki. Harganya sekitar 300 bath.

Menikmati Thai Massage di Junceylon jauh lebih nyaman ketimbang di sekitar Patong. Pasalnya di Patong tempat pijatnya rata-rata memiliki kaca tembus pandang sehingga semua aktivitas yang dilakukan di dalamnya bisa dilihat oleh orang yang lalu lalang di pinggir jalan. Serasa menjadi tontonan.

PatongBosan dengan suasana mal? Mulai pukul 18.00 jalan-jalan di sekitar Patong dan Bangla Road akan bertransformasi menjadi pasar malam. Di sepanjang trotoar jalan banyak pedagang kaki lima menawarkan berbagai barang, terutama T-shirt bertuliskan Thailand serta aksesori mulai dari kalung, gelang, juga anting-anting. Sayangnya aksesori yang dijual di sini tak beda dengan yang dijual-jual di pasar Blok M Jakarta atau Maliboro Jogja. Namun bila Anda cukup jeli, Anda bisa menemukan aksesoris yang unik dengan harga murah.

Para pedagang di sini umumnya membuka harga awal cukup tinggi. Oleh karena itu keluarkan keahlian menawar Anda saat berbelanja di Phuket. Agar acara belanja lebih nyaman, datanglah di sore menjelang malam ketika tak begitu ramai orang. Makin malam, kawasan Patong ramai oleh para pelancong yang mencari hiburan malam di bar-bar yang letaknya berbaur dengan para pedagang kaki lima. Agar acara belanja Anda lancar, siapkan uang tunai dalam jumlah cukup besar. Rata-rata toko di sini tak menerima kartu kredit, kecuali toko besar di mal.


Penulis : Lusia Kus Anna
Sumber : KOMPAS
Editor : wsn
Foto : tourismzone, thailandmagic, phuket-travel-secrets, flickr

Tidak ada komentar: