Kamis, 27 Juni 2013

Mau Coba Makan Ala Samurai?



Sering bingung pilih makanan enak dan tentunya sesuai selera dan mood? Aha, pasti deh kokiers semua pernah mengalami ini. Dan ujung-ujungnya cuma memesan nasi goreng atau mie goreng...haha ... Coba, deh menu ala Nihon Jin atau orang-orang Jepang ini. Banyak orang di berbagai belahan dunia memuji makanan Jepang yang katanya enak dan sehat. Benar?

Hasil pengamatan sementara ini jawabannya, iya deh. Dilihat dari bahannya sudah pasti berkualitas -- soalnya beberapa makanannya biasa dimakan segar -- dan pengolahannya pun sederhana. Contohnya, ikan yang dimakan mentah seperti sushi dan sashimi – ah, ini mah berita basi, ya – tapi sekarang daging sapi pun dimakan mentah, lho. Tinggal dicelup ke soyu lalu lep... hm, oishi (enak). Sayuran dan rumput lautnya juga enak banget dimakan gitu aja.  

Masakan para keturunan samurai ini tidak dimasak dengan bumbu aneka ragam. Bumbu dasar yang selalu dipakai cuma garam, gula pasir, soyu, mirin, sake, minyak wijen dan bijinya. Miso atau fermentasi kacang kedelai dan gandum sebagai bahan utama sup. Bawang putih dan merah nyaris tidak dipakai malah daun bawang mentah hampir selalu hadir.

Sementara sayur yang paling disukai kalau melirik keranjang belanjaan para ibu adalah aneka rumput laut yang kerap di sajikan mentah untuk salad, daikon atau lobak, turnip, ketimun, terong yang berwarna ungu, wortel, akar teratai dan konnyaku sebagai tumisan atau sup.

Oh, ya kacang merah merupakan menu favorit, entah dicampur ke dalam nasi, tumisan atau isi aneka kue. Tahu, ini dia, tersedia puluhan macam tofu. Sebagai umpan tekak, ada pilihan tahu sutera dingin disiram light soy sauce, parutan jahe muda dan dihias irisan daun bawang. Coba, deh. Halus meluncur di kerongkongan dan ada sensasi lembut di lidah! 

Bagaimana dengan menu daging-dagingan?

Ikan tentu tetap ichiban atau pilihan nomor satu. Kalau kita ke swalayan, maka gerai ikanlah yang terbesar. Aneka bentuk dan warna, asyik deh. Untuk kaldu, Nihon Jin biasa memakai kombu atau rumput laut yang direbus sepuluh menit dan atau bonito flakes atau ikan bonito yang diasap, lalu diparut tipis-tipis. Nah, parutan itu direbus menjadi kaldu yang amboi rasa dan harumnya. Sedap!

Setelah ikan di posisi pertama maka pilihan kedua adalah ...ikan lagi, baru yang lain-lain..hahaha...Yaa bisa daging sapi, ayam atau telur. Ada cerita lucu, saat pertama kali makan telur dadar di sini, lidah saya shock karena rasanya manis!

Lalu, bagaimana cara memasak sayurannya?

Sederhana, banget. Walaupun ada yang digoreng atau tempura, rata-rata, sih di simmered begitu saja, dimasak dengan medium heat jadi warna sayuran tetap cerah dan gizi terjaga. Atau mentah sekalian.

Nasi Jepang yang pulen dan manis kontras sekali dengan masakannya yang minim bumbu. Ketika dikawinkan keduanya menjadi luar biasa. 

Nasi beras merah bukan hal aneh, begitu juga nasi dicampur kacang-kacangan, wijen, chesnut, kacang merah, teri, nori atau ditabur telur ikan.

Para samurai modern ini juga masih mempraktekan hara hachi bunme. Itu, lho makan 80 persen kenyang! Mereka juga sangat menikmati makanannya. Disumpit sedikit demi sedikit. Makanan pun disajikan sedikit dan mungil-mungil dalam wadah cantik. Semangat Zen yang kental.

Nggak heran, lho masih sedikit orang Jepang yang gemuk kecuali para jagoan shumo..hihi..Selebihnya, slim aduhai...

Tahun 2004 WHO pernah mengumumkan bahwa Jepang berada di posisi hampir terbawah di mana penduduk pria dan wanitanya cuma 3 persen saja yang mengalami obesitas.

Tidak itu saja, nenek dan kakek yang berumur panjang pun buanyaak di sini. WHO juga mengatakan bahwa umur panjang dan tingkat kesehatan wanita Jepang berada di urutan tertinggi di antara 124 negara yang diriset. Ck..ck..

Penulis : Ria Hidayat - Jepang
Sumber : KOMPAS

Tidak ada komentar: